Rabu, 02 Desember 2015

GUNUNG KRAKATAU DAN SEJARAH MELETUSNYA


Krakatau merupakan kepulauan vulkanik yang sampai sekarang masih aktif dan terletak di Selat Sunda yaitu selat antara pulau Jawa dan Sumatra. Dahulu kala sebelum meletus krakatau merupakan salah satu puncak gunung berapi di kepulauan itu. Tercatat bahwa Gunung Krakatau kemudian meletus pada hari Senin, 27 Agustus 1883, tepat jam 10.20 dengan kekuatan letusan yang sangat dahsyat, suara letusan itu bahkan terdengar sampai di Alice Springs, Australia dan Pulau Rodrigues dekat Afrika, yang berjarak 4.653 kilometer. Daya ledaknya diperkirakan setara dengan 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki di akhir Perang Dunia II. Letusan yang dahsyat itu juga menyertakan awan panas dan tsunami yang menewaskan lebih dari 36.000 korban jiwa.


Anak Gunung Krakatau

Letusan Gunung Krakatau ini menghancurkan Gunung Danan, Gunung Perbuwatan serta sebagian Gunung Rakata dimana setengah kerucutnya hilang dan membuat cekungan selebar 7 km  dengan dalam sekitar 250 meter. Kala itu gelombang laut naik setinggi 40 meter dan menghancurkan desa-desa dan apa saja yang berada di pesisir pantai. Tsunami ini timbul bukan hanya karena letusan tetapi juga karena longsoran bawah laut.

Ledakan Krakatau melemparkan batu-batu apung dan abu vulkanik dengan volume 18 kilometer kubik. Semburan debu vulkanisnya mencapai 80 km. Benda-benda keras yang berhamburan ke udara itu jatuh di dataran pulau Jawa dan Sumatera bahkan sampai ke Sri Lanka, India, Pakistan, Australia dan Selandia Baru. Letusan Krakatau menyebabkan perubahan iklim global. Dunia dilaporkan bahkan sempat gelap selama dua setengah hari akibat debu vulkanis yang menutupi atmosfer. Matahari bersinar redup sampai setahun berikutnya. Hamburan debu tampak di langit Norwegia hingga New York.

Menurut Simon Winchester, ahli geologi lulusan Universitas Oxford Inggris yang juga merupakan penulis National Geographic mengatakan bahwa ledakan itu adalah yang paling besar, suara paling keras dan peristiwa vulkanik yang paling meluluhlantakkan dalam sejarah manusia kala itu. Suara letusannya terdengar sampai 4.600 km dari pusat letusan dan bahkan dapat didengar oleh 1/8 penduduk bumi saat itu. Menurut para peneliti di University of North Dakota, ledakan Krakatau bersama ledakan Tambora (1815) mencatatkan nilai Volcanic Explosivity Index (VEI) terbesar dalam sejarah modern. The Guiness Book of Records mencatat ledakan Krakatau sebagai ledakan yang paling hebat yang terekam dalam sejarah.

Tercatat jumlah korban yang tewas mencapai 36.417 orang berasal dari 295 kampung kawasan pantai mulai dari Merak (Serang) hingga Cilamaya di Karawang, pantai barat Banten hingga Tanjung Layar di Pulau Panaitan (Ujung Kulon) serta Sumatera Bagian selatan. Di Ujungkulon, air bah masuk sampai 15 km ke arah barat. Keesokan harinya sampai beberapa hari kemudian, penduduk Jakarta dan Lampung pedalaman tidak dapat melihat matahari. Gelombang Tsunami yang ditimbulkan bahkan merambat hingga ke pantai Hawaii, pantai barat Amerika Tengah dan Semenanjung Arab yang jauhnya 7 ribu kilometer.


Sumber : toglu.wordpress